Pengertian
Secara
morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra,
dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti 'semua yang berkaitan
dengani, prefiks su 'baik, indah, berguna' dan bentuk dasar sastra
yang berarti 'kata, tulisan, ilmu'.
Jadi,
menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang berkaitan
dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah, kesusastraan atau
sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Umumnya
dikatakan bahwa keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena
adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi (= topik, amanat)
dengan bentuk (= cara pengungkapan isi).
Keindahan
inilah yang kemudian merebut perhatian pembaca, dan menarik mereka ke dalam
penghayatan terhadap cipta sastra tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang
membangkitkan perasaan hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di
dalam batin pembaca.
Sejarah
Kesusastraan
Yang
dimaksud dengan sejarah kesusastraan di sini ialah keterangan yang membeberkan
perkembangan kesusastraan dari mulai timbulnya sampai sekarang.
Kesusastraan
Indonesia dapat dikatakan berawal dari jenis sastra lisan yang disampaikan
secara leluri atau dari mulut ke mulut. Sumber karya sastra Indonesia
tertua berbentuk tambo karya Tuno Muhamad Sri Lanang, yaitu Sejarah Melayu
(1615).
Penulisan
sastra kemudian dikembangkan oleh pelopor masa peralihan, yaitu Abdullah bin
Abdulkadir Munsi, yaim pada tahun 1797. Setelah itu muncul Angkatan Balai Pustaka
(1920-an), Angkatan Pujangga Baru (1930-an), Angkatan 45, Angkatan 50, Angkatan
66, dan sampai sekarang.
Pembagian
kesusastraan menurut perkembangan jaman di Indonesia yang juga disebut
Periodisasi Kesusastraan Indonesia adalah sebagai berikut:
I.
Kesusastraan Lama :
- masa Purba.
- masa Hindu-Arab.
II.
Kesusastraan Peralihan :
- masa Abdullah bin Abdulkadir
Munsi.
- masa Balai Pustaka (1920-an )
III.
Kesusastraan Baru :
- masa Angkatan Pujangga Baru.
- masa Angkatan 45.
- masa Angkatan 50.
- masa Angkatan 66.
Ragam
Karya Sastra
Ragam
karya sastra secara garis besar ada dua, yaitu :
- Prosa
Prosa ialah karangan yang tidak terikat, yang ditonjolkan adalah isi dan
keindahan bahasanya;
- Puisi.
Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh rima, irama, dan bait.
Puisi Lama
Puisi ini
merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh jumlah bait, jumlah larik tiap
bait, jumlah silaba tiap larik, dan rima.
Mantra dan
pantun adalah bentuk puisi lama asli Indonesia; sedangkan syair berasal dari
Arab, dan gurindam berasal dari Tamil atau India.
Mantra
Merupakan
salah satu bentuk puisi asli Indonesia terdiri atas beberapa bait dengan
rangkaian kata yang benilai ritmis. Bahasa mantra dianggap mengandung kekuatan
magis, oleh karenanya tidak semua orang dizinkan membacanya kecuali ahlinya,
yaim pawang.
Pasu jantan, pasu rencana
Tutup pasu, penolak pasu
Kau menantang pada aku
Terjantang mataku
Jantungku sudah kugantung
Hati kau sudah kurantai
Sipulut namanya usar
Berderailah daun selasih
Aku tutup hati yang besar
Aku gantung lidah yang fasik
Jantungku sudah kugantung
Hatiku sudah kurantai
Rantai Allah, rantai Muhammad
Rantai Baginda Rasulallah
Pantun
Bentuk puisi asli Indonesia yang biasanya tiap bait terdiri atas empat baris
yang dibagi atas dua baris pertama mempakan sampiran, dan dua baris berikutnya
merupakan isi. Rimanya adalah a b a b.
Berburu ke padang datar
mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
bagai bunga kembang tak jadi
Karmina atau Pantun
kilat (Pantun 2 larik; I sampiran dan 1 isi)
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Talibun (Parma 6 larik: 3 sampiran, 3 isi)
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
lbu cari sanakpun cari
lnduksemang cari dahulu
Seloka atau Pantun Berkait (Ada
pertalian antarbait)
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tidak akan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
kemana untung diserahkan
Gurindam
Gurindam
adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait terdiri alas dua
baris, berisi nasihat. Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji
dengan karyanya yang berjudul Gurindam Dua Belas.
Kurang
pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang
siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tak berhati lurus
Istripun kelak memadi kurus
Syair
Merupakan
puisi lama yang berasal dari Arab. Tiap bait terdiri atas empat baris. Tiap
baris biasanya mempunyai delapan sampai dua belas silaba (suku kata). Isinya
cerita den rimanya adalah a a a a.
Bulan purnama cahaya terang
bintang seperti intan di karang
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di amah seberang
Pungguk becinta pagi dan petang
melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
dari saujana pungguk menentang.
Puisi Baru
Bentuk puisi ini berbait dan berirama
tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima.
Puisi baru lebih mementingkan isi daripada irama.
Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan atas balada, elegi, romans, ode,
himne, epigram, dan satire.
Balada :
bentuk puisi baru yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup
seseorang.
Elegi :
bentuk puisi baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin
yang mengeluh, serta tangisan hati.
Romans :
bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta
terhadap sesama.
Ode :
bentuk puisi baru yang isinya berupa senjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi
ini juga dikatakan puisi kepahlawanan.
Himne :
bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.
Bahkan
batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan
hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
Epigram :
bentuk
puisi baru yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
Satire :
Bentuk
puisi baru yang berisi sindiran.
Aku
bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di
sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)
Berdasarkan
jumlah lariknya, puisi baru dibedakan atas :
- distikon (2 larik),
- terzina (3 larik),
- kuatrin (4 larik),
- selestet atau dobel terzina (6
larik),
- septima (7 larik),
- oktaf (8 larik), dan
- soneta (14 larik).
Prosa Lama
Prosa lama
cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk
serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan
kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai
dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang
termasuk prosa lama ialah:
A. Dongeng
yaitu bentuk prosa lama yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan
secara lisan, Selanjutnya dongeng dibedakan lagi alas:
1. Fabel (dongeng tentang binatang)
Contoh:
Kancil Yang Cerdik
Bayan Budiman
2. Legenda (dongeng yang
isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam)
Contoh:
Asal-usul Kota Banyuwangi
Sangkuriang
3.
Sage (dongeng
yang mengandung unsur-unsur sejarah)
Contoh :
Darmuawulan
Terjadinya Kota Majapahit
4. Mite (dongeng lentang
dewan-dewa atau makhluk lain yang diauggap mempunyai sijat kedewaan, dan
sakral)
Contoh:
Cerita Gerhana
Nyi Loro Kidul
Hikayat Sang Boma
Illias
Odyssee
5.
Epos (Wiracarita/dongeng
kepahlawanan)
Contoh:
Ramayana
Mahabarata
6.
Dongeng Jenaka
(dongeng yang menceritakan kebodohan atau perilaku seseorang yang penuh
kejenakaan atau lelucon)
Contoh:
Pak Pandir
Pak Belalang
Si Lebai Malang
Abu Nawas
B.
Hikayat
yaitu prosa lama yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana,
tentang keluarga raja.
Contoh:
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayal Panca Tantra
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Dalang Indra Kusuma
Hikayat Amir Hamzah
C. Silsilah atau tambo,
yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga
banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.
Contoh:
Sejarah Melayu
HikayatRaja-raja Pasai
Sejarah Melayu-Bugis
Prosa Baru
Yang
tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan
esai.
Roman
Bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka
dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa
kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya,
roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
1. Roman bertendens,
yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup
yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh:
Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir
Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh: Abdul Muis.
Darah Muda oleh: Adinegoro.
2.
Roman sosial,
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan.
Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh: Tulis St.
Sati.
Neraka Dunia oleh: Adinegoro.
3.
Roman sejarah,
yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa
sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh:
Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis.
4.
Roman psikologis,
yaitu
roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan
perilaku tokoh utamanya.
Contoh:
Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane.
5.
Roman detektif,
yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi
pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan.
Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman
HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.
Novel
Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel
pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen.
Contoh:
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus
Cerpen
Cerpen
Bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau
pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahannasib pelakunya.
Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis
Biografi
Bentuk
prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan
kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi. Contoh:
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul
kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.
Drama
(Yunani: drama
'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan
bercorak dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut
babak dan babak dibagi atas beberapa adegan.Diawali oleh
prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam
suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang
mengandung iktisar seluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog
Contoh:
Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang
Buku dan
Pengarang
Masa
Kesusastraan Lama
- Mahabarata, oleh: Wyasa
- Ramayana, oleh:
Walmiki
- Arjuna Wiwaha, oleh: Empu
Kanwa
- Centini, oleh:
Ronggowarsito
- Negara Kertagama, oleh: Empu
Prapanca
- Gatot Kaca Seraya, oleh: Empu
Sedah
- Syair Perahu, oleh Hamzah
Fansuri
- Syair Burung Pungguk, oleh Hamzah
Fansuri
- Syair Abdul Muluk, oleh: Raja
Ali Haji
- Gurindam Dua-belas, oleh: Raja
Ali Haji
- Sejarah Melayu, oleh: Tun
Muhamad Sri Lanang
Masa
Kesusastraan Peralihan (Abdullah bin Abdulkadir Munsi)
- Hikayat Abdullah
- Kisah Pelayaran Abdullah ke
Negeri Jedah
- Syair Singapura Dimakan Api
- Hikayat Sang Boma
- Hikayat Bakhtiar
Masa
Balai Pustaka
- Siti Nurbaya, oleh: Marah
Rusli
- Salah Asuhan, oleh: Abdul
Muis
- Kasih Tak Terlerai, oleh: Suman
HS
- Salah pilih, oleh: Nur St.
Iskandar
- Cinta Membawa Maut, oleh: Nur
St. Iskandar
- Hulubalang Raja, oleh: Nur
St. Iskandar
- Katak Hendak Menjadi Lembu, oleh: Nur St.
Iskandar
- Neraka Dunia, oleh: Nur St.
Iskandar
- Karena Mertua, oleh: Nur
St. Iskandar
- Cinta dan Keajaiban, oleh: Nur
St. Iskandar
- Darah Muda, oleh:
Adinegoro
- Surapati, oleh: Abdul
Muis
- Pertemuan Jodoh, oleh: Abdul
Muis
- Robert Anak Surapati, oleh: Abdul
Muis
- Percobaan Setia, oleh: Suman
HS
- Mencari Pencuri Anak Perawan, oleh: Suman
HS
- Teman Duduk (cerpen),
oleh: M. Kosim
- Menebus Dosa, oleh: Aman
Datuk Majoindo
- Sukreni Gadis Bali, oleh: I Gusti
Nyoman panji Tisna
- l Swasta Setahun di Bedahulu, oleh: I
Gusti Nyoman panji Tisna
- Kehilangan Mestika, oleh: Hamidah
- Pahlawan Minahasa, oleh: M.H.
Dayoh
- Andong Teruna, oleh: Sutomo
jauhar Arifin
Masa
Pujangga Baru
- Layar Terkembang, oleh: S.T.
Alisyahbana
- Dian yang Tak Kunjung Padam, oleh: S.T.
Alisyahbana
- Anak Perawan di Sarang Penyamun, oleh: S.T.
Alisyahbana
- Di Bawah Lindungan Ka'bah, oleh: Hamka
- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, oleh: Hamka
- Bebasari (drama),
oleh: Sanusi Pane
- Kertajaya ( drama),
oleh: Sanusi Pane
- Sandyangkalaning Majapahit(drama), oleh:
Sanusi Pane
- Puspa Mega, oleh: Sanusi
Pane
- Madah Kelana, oleh: Sanusi
Pane
- Manusia Baru (drama), oleh:
Armijn Pane
- Lukisan Manusia(drama), oleh:
Armijn Pane
- Ratna (drama), oleh:
Armijn Pane
- Lenggang Kencana (drama),
oleh: Armijn Pane
- Ken Arok Ken Dedes, oleh: M
Yamin
- Diponegoro, oleh: M
Yamin
- Tanah Air, oleh: M
Yamin
- Dalam Lingkungan Kawat Berduri, oleh: Asmara
Hadi
- Rindu Dendam, oleh: Y.E.
Tatengkeng
- Buah Rindu, oleh: Amir
Hamzah
- Nyanyi Sunyi, oleh: Amir
Hamzah
- Setanggi Timur, oleh: Amir
Hamzah
- Puspa Aneka, oleh: Yogi (
A. Rivai )
- Dewan Sajak, oleh: A.
Hasjimi ( Ali Hasjim )
Masa
Angkatan 45
- Sedih dan Gembira (kumpulan
drama), oleh: Usmar Ismail
- Kita Berjuang(puisi), oleh:
Usmar Ismail
- Cahaya Merdeka (puisi),
oleh: Usmar Ismail
- Puntung Berasap (puisi),
oleh: Usmar Ismail
- Taufan di Atas Asia (kumpulan
drama), oleh: El Manik
- lnlelek lstimewa, oleh: El
Manik
- Benciku Melaut, oleh: Amal
Hamzah
- Pembebasan Pertama (puisi), oleh:
Amal Hamzah
- Radio Masyarakat, oleh:
Rosihan Anwar
- Kerikil Tajam(puisi), oleh:
Chairil Anwar
- Deru Campur Debu (puisi),
oleh: Chairil Anwar
- Kejahatan Membalas Dendam(drama), oleh:
Idrus
- Coret-coret di Bawah Tanah (drama),
oleh: Idrus
- Jalan Tak Ada Ujung, oleh:
Mochtar Lubis
- Tak Ada Esok, oleh: Mochtar
Lubis
- Keretakan dan Ketegangan,(Kumpulan
cerpen), oleh: Achdijat Kartamiharja
- Yang Terhempas dan yang
Terkandas,(Kumpulan
cerpen), oleh: Rusman Sutiasumarga
- Kata Hati dan Perbuatan (puisi),
oleh: Trisno Sumardjo
- Wajah yang Berubah (kumpulan
cerpen), oleh: Trisno Sumardjo
- Kota Harmoni, oleh: Idrus
Masa
Angkatan 50
- Robohnya Surau
Kami
(kumpulan cerpen),oleh: A.A. Navis
- Kemarau (roman),
oleh: A.A. Navis
- Bianglala (kumpulan
cerpen), oleh: A.A. Navis
- Kisah-kisah
Revolusi,
oleh: Trisno Yuwono
- Pagar Kawat
Berduri (roman),
oleh: Trisno Yuwono
- Laki-laki dan
Mesiu,
(kumpulan cerpen), oleh: Trisno Yuwono
- Bulan Bujur
Sangkar(dmma),
oleh: Iwan Simatupang
- Lebih hitam
dari Hitam
(cerpen), oleh: Iwan Simatupang
- Kering (roman),
oleh: Iwan Simatupang
- Merahnya Merah, oleh: Iwan
Simatupang
- Ziarah (novel), oleh:
Iwan Simatupang
- Pulang (roman), oleh:
Toha Mochtar
- Daerah tak
Bertuan (roman),
oleh: Toha Mochtar
- Kejantanan di
Sumbing
(kumpulan cerpen),oleh: Subagio Sastrowardojo
- Simphoni, oleh: Subagio
Sastrowardojo
- Perjalanan
Pengantin,
oleh: Ajip Rosidi
- Jalan ke Surga, oleh: Ajip
Rosidi
Masa
Angkatan 66
- Benteng dan Tirani (kumpulan
puisi), oleh: Taufik Ismail
- Sajak Ladang Jagung(kumpulan
puisi), oleh: Taufik Ismail
- Selamatan Anak Cucu Sulaiman(drama), oleh:
W.S. Rendra
- Blues untuk Bonnie(kumpulan
puisi), oleh: W.S. Rendra
- Ia Sudah Bertualang (kumpulan
cerpen), oleh: W.S. Rendra
- Balada Orang-Orang Tercinta (k. puisi),
oleh: W.S. Rendra
- Pada Sebuah Kapal (novel), oleh:
Nh. Dini
- Namaku Hiroko (novel),
oleh: Nh. Dini
- Sebuah Lorong di Kotaku (novel), oleh:
Nh. Dini
- Ladang Perminus(novel), oleh:
Ramadhan K.H.
- O, Amuk, Kapak (kumpulan
puisi), oleh: Sutardji Calzoum Bachri
- Perahu Kertas (kumpulan
poisi), oleh: Sapardi Djoko Damono
- Pergolakan (novel),
oleh: Wildan Yatim
- Stasiun (novel), oleh:
Putu Wijaya
- Raumanen (novel), oleh:
Mariane Katoppo
Unsur-unsur
dalam Karya Sastra
- Unsur
lntrinsik,
unsur-unsur yang tendapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni :
- Tema (pokok
penceritaan)
- Alur (plot)
adalah jalinan peristiwa yang membangun cerita yang mempunyai hubungan
sebab-akibat
- Penokohan/perwatakan
- Latar
(tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita)
- Gaya bahasa
penceritaan
- Sudutpandang
- Amanat
- Unsur
Ekstrimik,
unsur-unsur (faktor-faktor) yang terdapat di luar karya sastra yang
mempengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah
memahami karya sastra tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain: biografi pengarang, agama, dan
falsafah yang dianut pengarang, sejarah, dan kondisi sosial ekonomi
masyrakat yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.
Beberapa
Persamaan dan Perbedaan Bentuk Sastra
Persamaan
dan Perbedaan Karmina, Distikon, clan Gurindam
Persamaan
: Sama-sama
dua baris dalam satu bait
Perbedaan
:
Karmina :
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. contoh :
dahulu karang sekarang besi, dahulu sayang sekarang benci.
Distikon :
lebih mementingkan isi di samping irama, tidak terikat (bebas). contoh :
berkali kita tinggal,ulangi lagi dan cari akal
Gurindam :
baris pertama merupakan sebab atau persoalan sedangkan baris kedua merupakan
akibat atau penyelesaian. contoh : kurang pikir kurang siasat,tentu dirimu akan
sesat.
Persamaan dan Perbedaan antara
Pantun dari Syair
Persamaan :
keduanya
mempunym baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris.
Perbedaan :
sajak akhir berirama ab-ab pada pantun dan aa-aa pada syair. Pantun berisi
sampiran dan isi sedangkan syair merupakan rangkaian cerita.
Persamaan
dan Perbedaan antara Pantun dan Soneta
Persamaan
:
oktaf
(8 baris pertama) pada soneta melukiskan alam sama halnya sampiran pada pantun,
dan sektet (6 baris terakhir) merupakan kesimpulan dari oktaf, sama halnya
dengan isi pada pantun. Peralihan dari oktaf ke sektet dalam soneta disebut
volta.
Perbedaan
:
terletak dari rumus sajak akhir, soneta rumus persajakan akhirnya masing-masing
abba-abba-cdc-dcd sedangkan pantun ab-ab, dan tentu saja jumlah baris pada
soneta 14 baris, terdiri dari 4 bait yakni dua buah kuatrain yang disebut oktaf
dan dua buah terzina yang disebut sektet, sedangkan pantun hanya 4 baris.
Pantun mewakili kesusastraan puisi lama sedangkam soneta mewakili kesusastramn
puisi baru.
Persamaan
dan Perbedaan antara Roman, Novel, dan Cerpen
Persamaan
:
sama-sama mewakili kesusastraan prosa baru.
Perbedaan
:
a. Roman lebih panjang
daripada novel dan novel lebih panjang daripada cerpen.
b. Roman menceritakan
seluruh kehidupan dari kecil sampai mati, novel menceritakan kejadian yang luar
biasa yang mengubah nasib pelaku, dan cerpen hanya menceritakan kejadian dalam
kehidupan yang luas.
c. Roman dan novel
terdiri atas beberapa alur sedangkan cerpen hanya satu alur.
Perbedaan
antara Novel dan Hikayat
- Novel merupakan bentuk kesusastraan
baru sedangkan hikayat bentuk kesusastraan lama.
- Novel lebih pendek daripada
roman sedangkan hikayat sama dengan roman.
- Novel menceritakan kehidupan
masyarakat sedangkan hikayat menceritakan kehidupan raja-raja atau
dewa-dewa.
- Novel dihiasi ilustrasi
kehidupan yang realistis sedangkan hikayat dihiasi dongengan yang serba
indah dan fantastis.
Beberapa
Istilah Sastra
1.
Realisme,
Aliran
kesusastraan yang mengambil realitas sebagai unsur terpenting bagi karya
sastra. Jadi, merupakan aliran yang berlandaskan pada kenyataan sehari-hari
yang hidup dalam suatu masyarakat.
Realisme dibagi menjadi :
- lmpresionisme, aliran yang
mementingkan kesan sepintas dalam karya sastra.
- Naturalisme, bagian dari
realisme, yang cenderung melukiskan segi-segi bentuk atau kebobrokan yang
terdapat dalam lingkungan masyarakat.
- Determinisme, cabang
naturalisme, yang menampilkan semacam paksaan nasib atas pelakunya. Dalam
hal ini nasib bukan yang dikarenakan ketidakmampuan pelaku, tetapi karena
keadaan masyarakat, penyakit keturunan, dll.
2. Ekspresionisme,
Aliran yang menampilkan curahan atau gejolak jiwa pengarang sendiri. Kebanyakan
digunakan dalarn puisi. Ekspresionisme dibagi menjadi :
- Romantik, aliran yang
terlalu mengutamakan perasaan; bahkan kadang-kadang penuh angan-angan yang
menyeret kita pada alam yang fantastis.
- Simbolik, aliran yang
mempelajari pemakaian citraan yang konkret untuk mengungkapkan perasaan
atau ide yang abstrak.
- Surealisme, aliran yang
berusaha mengungkapkan pengaruh bawah sadar.
- Psikologisme,aliran yang
mengutamakan penguraian jiwa tokoh dalam karya sastra berdasarkan teori
psikologi yang dipergunakan pengarangnya.
3.
Epik,
berasal dari bahasa, Yunani yang berarti 'kata' atau 'kisah' dalam hal ini epik
merupakan cerita yang tidak terlalu dipengaruhi oleh perasaan pengarangnya.
Jadi merupakan karangan objektif.
4.
Lirik,
dari kata lier, `sejenis gitar', Di sini lirik mengandung arti karangan
yang terlalu menonjolkan perasaan atau terlalu dipengaruhi perasaan. Jadi,
karangannya bersifat subjektif
5.
Alur (plot)
ialah jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang
diwujudkan, antara lain, oleh hubungan sebab-akibat, tokoh wira, tema, atau
ketiganya.
6.
Bombas (bombast)
ialah gaya bercerita dengan menggunakan kata-kata yang muluk-muluk, yang
dibesar-besarkan, atau yang mengandung bualan.
7.
Citraaan (imagery)
ialah gambaran kejiwaan yang diperoleh pembaca dari bahasa yang digunakan oleh
pengarang.
8.
Hikayat
ialah jenis cerita rekaan populer dalam sastra Melayu lama, yang berkisah
tentang pengembaraan, percintaan, peperangan putra raja, pahlawan, atau
saudagar, yang dalam perwujudannya dianggap cerita sejarah atau biografi.
9.
Kaba
ialah jenis prosa berirama yang dapat didendangkan dalam sastra Minangkabau.
Penggalan yang didendangkan itu terdiri atas tujuh sampai sepuluh suku kata.
Contoh: Siapa orang yang terbakar, kabar Raja Babanding, dalam negeri Padang
Tarap, di Ranah Payung Sekaki, di Kerambil nan atap tungku, di Cempedak nan
besar, di Anjung nan lah tinggi.
10.
Kritik sastra (literary criticism)
ialah suatu cabang ilmu sastra yang melakukan penganalisisan, penafsiran, dan
penilaian tentang baik dan buruknya karya sastra yang bersangkutan.
11. Langgam; gaya bahasa (style)
ialah kata, ungkapan, struktur atau wacana yang dipakai secara khas sehingga
menjadi ciri penulisnya.
12. Mitos (myth)
ialah cerita tradisional yang tidak diketahui pengarangnya, yang berkisah
mengenai manusia dan peristiwa adikodrati, serta yang dipercaya kebenarannya
oleh masyarakat pemilik cerita tersebut.
13. Pelipur lara (folkroman)
ialah jenis cerita rakyat dalam sastra Melayu lama yang mengungkapkan
kehidupan istana; cerita yang bersifat menghibur ini umumnya bermula dengan
kelahiran tokoh, kemudian peperangan, dan akhimya perkawinan serta kehidupan
yang bahagia; istilah ini juga digunakan untuk mengacu kepada pembawa cerita
semacam itu.
14.
Sage (saga)
ialah kisahan panjang atau legenda tentang peristiwa heroik yang biasanya
dikaitkan dengan cerita kuno yang mengungkapkan petualangan para bangsawam;
kini sage merujuk kepada legenda tradisional atau dongeng yang melibatkan
pengalaman dan prestasi luar biasa. Contoh: Hang Tuah.